Kita
boleh berbuat apa saja, tetapi semuanya itu ada reward dan punishment
(penghargaan dan sangsi). Penghargaan selalu berkaitan dengan kerja
kebaikan (amal shalih), dan sangsi selalu berhubungan dengan keburukan (amal
su’). Hal tersebut terjadi secara otomatis karena menjadi konsekwensi logisnya.
Adalah satu pilhan yang sulit di nalar yaitu melakukan kerja buruk atau
tidak mempunyai nilai manfaat atau kebaikan lalu ingin
mendapat reward, demikian pula sebaliknya. Karena hal tersebut selain
bertentangan dengan sunnah Allah (baca Sunnatullah), juga mengabaikan
cara berfikir sehat/ logis. Maka sejatinya mereka yang mendapatkan reward
itu ialah mereka yang berprestasi, memberi banyak manfaat pada
sesama. Dan, demikian juga yang memperoleh punishment ialah mereka yang
menjadi momok masyarakat alias merusak kehidupan sesama. Apabila
diamati perjalanan hidup manusia untuk mendapatkan reward dan
punisment tersebut ternyata ada penjara dunia yang selalu menghadangnya.
Itulah penjara yang bernama “hawa nafsu” ( amarah )
yang selalu datang dan pergi menghampiri kehidupan manusia. Adakalanya dia
datang pada manusia dan hendak mengajaknya untuk perbuatan destruktif
dapat ditangkal / ditolak dengan ketahanan iman dan taqwa. Tetapi ada
pula yang tidak berdaya menolak ajakannya sehingga apapun yang
dimaui serta merta manusia menurutinya. Akibatnya penjara kehidupan
dalam artinya seperti bui, lembaga permasyarakatan, dan lain-lainnya itu
menjadi kenyataan bagi manusia.
Bila anda
mendatangi penjara-penjara tersebut maka yang anda saksikan berbagai usia
manusia dengan beragam kasus yang membuat mereka hidup dalam hotel prodeo
tersebut. Itulah mereka yang tertdaftar secara resmi menjadi penghuni
penjara. Tetapi tahukah anda bahwa mereka yang di luar
penjara kenyataan jauh lebih banyak dari orang yang berada
dalam bui? Mereka berkeliaran dimana-mana dan berada dimana-mana, tetapi diri
dan jiwa mereka sedang terpenjara oleh belenggu hawa nafsu mereka. Mereka
ini sedang melakukan perbuatan dosa dan maksiyat lainnya yang
terlepas dari jeratan hukum buatan manusia, tetapi pasti tidak bisa
lolos dari hukum–hukuman Tuhan.
Mereka seperti ini
sesungguhnya lebih berbahaya dari pada penghuni penjara yang
sebenarnya. Maka, penjara hawa nafsu itu jauh lebih berbahaya dan
sangat membahayakan dari pada penjara bui yang tersedia. Disebut
demikian karena mereka ini tidak pernah mendapat pembinaan
menjadi orang baik setelah keluar dari bui tersebut. Bahkan juga
mereka ini sepertinya tidak pernah terpantau perbuatan maksiat mereka
yang seringkali mendapat dukungan dari lingkungan yang sejalan dengan
mereka.
Penjara kehidupan
ini benar-benar sangat berbahaya menakutkan dan telah memenjarakan
kebanyakan manusia di dalam kehidupan ini. Betul sekali kata Rasul Saw, Bahwa
dunia ini ibarat laut yang dalam dan telah banyak manusia yang
tenggelam di dasar lautan dunia. Maka jadikan muatan dalam bahteramu
dengan taqwa kepada Allah sehingga kamu bisa lulus dalam pelayaranmu.
Satu nasehat bijak dari Rasul Saw untuk kita
yang patut direnungkan dan dijadikan bimbingan yang mengarungi samudra
kehidupan yang begitu luas ini. Sehingga apapun badai dan gelombang
kehidupan yang menghadang bahtera kehidupan kita, Insyaallah
terselamatkan. Dengan demikian maka penjara kehidupan insyaallah
akan jauh dari kita dan tidak memenjarakan kita. Maka kitalah orang
yang terbebaskan dari penjara tersebut dengan menikmati seluruh
karunia Allah, dan mensyukuriNya sepanjang kehidupan kita. Itulah manusia
yang sedang menyandang predikatnya sebagai “Muttaqin” yang
pribadi mereka tidak pernah tergoda kecuali terus dan terus mendekatkan diri
kepada Allah (taqarrup illallah) Adapun terhadap penjara yang satu ini,
mari kita perhatikan firman Allah : Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha pengampun lagi Maha Penyayang (QS : Yusuf 53) Maka tugas kita
adalah waspada terhadap ajakan untuk berbuat kejahatan dengan jalan gemar
melakukan kebaikan dan Taqwa, Insya Allah kita selamat Dunia Akherat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar