Senin, 09 November 2015

PENJARA KEHIDUPAN






Kita boleh berbuat apa saja, tetapi semuanya itu ada reward dan punishment (penghargaan dan sangsi). Penghargaan selalu berkaitan dengan  kerja kebaikan (amal shalih), dan sangsi selalu berhubungan dengan keburukan (amal su’). Hal tersebut terjadi secara otomatis karena menjadi konsekwensi logisnya. Adalah satu pilhan yang sulit di nalar yaitu  melakukan kerja buruk atau tidak mempunyai  nilai  manfaat atau kebaikan  lalu ingin mendapat reward, demikian pula sebaliknya. Karena hal tersebut selain bertentangan dengan sunnah Allah (baca Sunnatullah), juga mengabaikan  cara berfikir sehat/ logis. Maka sejatinya  mereka yang mendapatkan reward itu  ialah mereka yang berprestasi, memberi banyak manfaat  pada sesama. Dan, demikian  juga yang memperoleh punishment ialah mereka yang menjadi  momok masyarakat  alias merusak kehidupan sesama. Apabila diamati perjalanan hidup manusia  untuk mendapatkan reward dan punisment  tersebut ternyata ada penjara dunia yang selalu menghadangnya. Itulah  penjara yang bernama “hawa nafsu” ( amarah )  yang selalu datang dan pergi menghampiri kehidupan manusia. Adakalanya dia datang  pada manusia dan hendak mengajaknya untuk perbuatan destruktif dapat ditangkal / ditolak  dengan ketahanan iman dan taqwa. Tetapi ada pula yang tidak berdaya menolak ajakannya  sehingga apapun  yang dimaui  serta merta manusia menurutinya. Akibatnya penjara kehidupan  dalam artinya  seperti bui, lembaga permasyarakatan, dan lain-lainnya itu menjadi kenyataan bagi manusia.
Bila anda mendatangi penjara-penjara tersebut maka yang anda saksikan berbagai usia manusia dengan beragam kasus yang membuat mereka hidup dalam hotel prodeo tersebut. Itulah mereka yang tertdaftar secara resmi menjadi  penghuni penjara. Tetapi tahukah  anda bahwa  mereka yang di luar  penjara kenyataan jauh lebih banyak  dari orang  yang berada  dalam bui? Mereka berkeliaran dimana-mana dan berada dimana-mana, tetapi diri dan jiwa mereka  sedang terpenjara oleh belenggu hawa nafsu mereka. Mereka ini  sedang melakukan  perbuatan dosa dan maksiyat lainnya  yang terlepas dari jeratan  hukum buatan manusia, tetapi pasti tidak  bisa lolos dari  hukum–hukuman  Tuhan.
Mereka seperti ini sesungguhnya lebih berbahaya  dari pada penghuni penjara  yang sebenarnya. Maka, penjara hawa nafsu  itu jauh lebih berbahaya  dan sangat membahayakan  dari pada penjara bui yang tersedia. Disebut demikian  karena mereka ini  tidak pernah mendapat  pembinaan menjadi  orang baik setelah  keluar dari bui tersebut. Bahkan juga mereka ini sepertinya  tidak pernah terpantau perbuatan maksiat mereka yang seringkali mendapat dukungan dari lingkungan yang sejalan  dengan mereka.
Penjara kehidupan ini benar-benar  sangat berbahaya menakutkan dan telah memenjarakan kebanyakan manusia di dalam kehidupan ini. Betul sekali kata Rasul Saw, Bahwa dunia ini ibarat laut yang dalam dan telah banyak manusia  yang tenggelam  di dasar lautan dunia. Maka jadikan muatan dalam bahteramu dengan taqwa kepada Allah sehingga kamu bisa lulus dalam pelayaranmu.
Satu nasehat bijak dari Rasul Saw untuk kita yang patut direnungkan dan dijadikan bimbingan yang mengarungi  samudra kehidupan  yang begitu luas ini. Sehingga apapun badai dan gelombang kehidupan  yang menghadang  bahtera kehidupan kita, Insyaallah terselamatkan. Dengan demikian maka  penjara kehidupan  insyaallah akan  jauh dari kita  dan tidak memenjarakan kita. Maka kitalah orang yang  terbebaskan dari penjara tersebut dengan menikmati  seluruh karunia Allah, dan  mensyukuriNya sepanjang kehidupan kita. Itulah manusia yang sedang menyandang predikatnya  sebagai Muttaqin yang pribadi mereka tidak pernah tergoda kecuali terus dan terus mendekatkan diri kepada Allah (taqarrup illallah) Adapun terhadap penjara yang satu ini, mari kita perhatikan firman Allah : Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya  nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu  yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha pengampun lagi Maha Penyayang (QS : Yusuf 53) Maka tugas kita adalah  waspada terhadap ajakan untuk berbuat kejahatan dengan jalan gemar melakukan kebaikan  dan Taqwa, Insya Allah kita selamat Dunia Akherat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar